Disadur dari HarunYahya oleh Rika Hermawan
Keajaiban AlQuran 1
Disadur dari HarunYahya oleh Rika Hermawan
Keajaiban AlQuran 2
Daftar Isi:
AL QUR'AN DAN ASTRONOMI..................................................................................... 3
Penciptaan Alam Semesta............................................................................................... 3
Mengembangnya Alam Semesta..................................................................................... 4
Pemisahan Langit dan Bumi ........................................................................................... 5
Garis Edar ....................................................................................................................... 6
Bentuk Bulat Planet Bumi .............................................................................................. 7
Atap yang Terpelihara..................................................................................................... 8
Langit yang Mengembalikan ........................................................................................ 10
AL QUR'AN DAN FISIKA.............................................................................................. 12
Rahasia Besi.................................................................................................................. 12
Penciptaan yang Berpasang-Pasangan.......................................................................... 12
Relativitas Waktu.......................................................................................................... 13
AL QUR'AN DAN BUMI................................................................................................ 14
Fungsi Gunung.............................................................................................................. 16
Angin yang Mengawinkan............................................................................................ 17
Lautan yang Tidak Bercampur Satu Sama Lain ........................................................... 18
Kegelapan dan Gelombang di Dasar Lautan ................................................................ 19
Kadar Hujan.................................................................................................................. 20
Pembentukan Hujan...................................................................................................... 21
Pergerakan Gunung....................................................................................................... 23
AL QUR'AN DAN BIOLOGI .......................................................................................... 25
Bagian Otak yang Mengendalikan Gerak Kita ............................................................. 25
Kelahiran Manusia........................................................................................................ 25
Setetes Mani.................................................................................................................. 26
Campuran Dalam Air Mani .......................................................................................... 27
Jenis Kelamin Bayi ....................................................................................................... 27
Segumpal Darah Yang Melekat di Rahim .................................................................... 28
Pembungkusan Tulang oleh Otot.................................................................................. 29
Tiga Tahapan Bayi Dalam Rahim................................................................................. 30
Air Susu Ibu .................................................................................................................. 31
Tanda Pengenal Manusia pada Sidik Jari ..................................................................... 32
INFORMASI MENGENAI PERISTIWA MASA DEPAN DALAM AL QUR'AN....... 33
Informasi Mengenai Peristiwa Masa Depan dalam Al Qur'an...................................... 33
Kemenangan Bizantium................................................................................................ 33
PENGETAHUAN AL QUR'AN ...................................................................................... 35
Disadur dari HarunYahya oleh Rika Hermawan
Keajaiban AlQuran 3
AL QUR'AN DAN ASTRONOMI
Penciptaan Alam Semesta
Asal mula alam semesta digambarkan dalam Al Qur'an pada ayat
berikut:
"Dialah pencipta langit dan bumi." (Al Qur'an, 6:101)
Keterangan yang diberikan Al Qur'an ini bersesuaian penuh dengan
penemuan ilmu pengetahuan masa kini. Kesimpulan yang didapat
astrofisika saat ini adalah bahwa keseluruhan alam semesta,
beserta dimensi materi dan waktu, muncul menjadi ada sebagai
hasil dari suatu ledakan raksasa yang tejadi dalam sekejap.
Peristiwa ini, yang dikenal dengan "Big Bang", membentuk
keseluruhan alam semesta sekitar 15 milyar tahun lalu. Jagat raya
tercipta dari suatu ketiadaan sebagai hasil dari ledakan satu titik
tunggal. Kalangan ilmuwan modern menyetujui bahwa Big Bang
merupakan satu-satunya penjelasan masuk akal dan yang dapat
dibuktikan mengenai asal mula alam semesta dan bagaimana alam semesta muncul menjadi
ada.
Sebelum Big Bang, tak ada yang disebut sebagai materi. Dari kondisi ketiadaan, di mana
materi, energi, bahkan waktu belumlah ada, dan yang hanya mampu diartikan secara
metafisik, terciptalah materi, energi, dan waktu. Fakta ini, yang baru saja ditemukan ahli
fisika modern, diberitakan kepada kita dalam Al Qur'an 1.400 tahun lalu.
Sensor sangat peka pada satelit ruang angkasa COBE yang diluncurkan NASA pada tahun
1992 berhasil menangkap sisa-sisa radiasi ledakan Big Bang. Penemuan ini merupakan bukti
terjadinya peristiwa Big Bang, yang merupakan penjelasan ilmiah bagi fakta bahwa alam
semesta diciptakan dari ketiadaan.
Disadur dari HarunYahya oleh Rika Hermawan
Keajaiban AlQuran 4
Mengembangnya Alam Semesta
Edwin Hubble dengan teleskop besarnya.
Dalam Al Qur'an, yang diturunkan 14 abad silam di saat ilmu
astronomi masih terbelakang, mengembangnya alam semesta
digambarkan sebagaimana berikut ini:
"Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan
sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya." (Al Qur'an,
51:47)
Kata "langit", sebagaimana dinyatakan dalam ayat ini, digunakan di
banyak tempat dalam Al Qur'an dengan makna luar angkasa dan alam semesta. Di sini sekali
lagi, kata tersebut digunakan dengan arti ini. Dengan kata lain, dalam Al Qur'an dikatakan
bahwa alam semesta "mengalami perluasan atau mengembang". Dan inilah yang kesimpulan
yang dicapai ilmu pengetahuan masa kini.
Sejak terjadinya peristiwa Big Bang, alam semesta telah mengembang secara
terus-menerus dengan kecepatan maha dahsyat. Para ilmuwan menyamakan
peristiwa mengembangnya alam semesta dengan permukaan balon yang sedang
ditiup.
Hingga awal abad ke-20, satu-satunya pandangan yang umumnya
diyakini di dunia ilmu pengetahuan adalah bahwa alam semesta
bersifat tetap dan telah ada sejak dahulu kala tanpa permulaan.
Namun, penelitian, pengamatan, dan perhitungan yang dilakukan
dengan teknologi modern, mengungkapkan bahwa alam semesta sesungguhnya memiliki
permulaan, dan ia terus-menerus "mengembang".
Pada awal abad ke-20, fisikawan Rusia, Alexander Friedmann, dan ahli kosmologi Belgia,
George Lemaitre, secara teoritis menghitung dan menemukan bahwa alam semesta
senantiasa bergerak dan mengembang.
Fakta ini dibuktikan juga dengan menggunakan data pengamatan pada tahun 1929. Ketika
mengamati langit dengan teleskop, Edwin Hubble, seorang astronom Amerika, menemukan
bahwa bintang-bintang dan galaksi terus bergerak saling menjauhi. Sebuah alam semesta, di
mana segala sesuatunya terus bergerak menjauhi satu sama lain, berarti bahwa alam semesta
tersebut terus-menerus "mengembang". Pengamatan yang dilakukan di tahun-tahun
berikutnya memperkokoh fakta bahwa alam semesta terus mengembang. Kenyataan ini
diterangkan dalam Al Qur'an pada saat tak seorang pun mengetahuinya. Ini dikarenakan Al
Qur'an adalah firman Allah, Sang Pencipta, dan Pengatur keseluruhan alam semesta.
Disadur dari HarunYahya oleh Rika Hermawan
Keajaiban AlQuran 5
Pemisahan Langit dan Bumi
Gambar ini menampakkan peristiwa Big Bang, yang sekali lagi mengungkapkan
bahwa Allah telah menciptakan jagat raya dari ketiadaan. Big Bang adalah teori
yang telah dibuktikan secara ilmiah. Meskipun sejumlah ilmuwan berusaha
mengemukakan sejumlah teori tandingan guna menentangnya, namun buktibukti
ilmiah malah menjadikan teori Big Bang diterima secara penuh oleh
masyarakat ilmiah.
Satu ayat lagi tentang penciptaan langit adalah sebagaimana
berikut:
"Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya
langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara
keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka
tiada juga beriman?" (Al Qur'an, 21:30)
Kata "ratq" yang di sini diterjemahkan sebagai "suatu yang padu" digunakan untuk merujuk
pada dua zat berbeda yang membentuk suatu kesatuan. Ungkapan "Kami pisahkan antara
keduanya" adalah terjemahan kata Arab "fataqa", dan bermakna bahwa sesuatu muncul
menjadi ada melalui peristiwa pemisahan atau pemecahan struktur dari "ratq".
Perkecambahan biji dan munculnya tunas dari dalam tanah adalah salah satu peristiwa yang
diungkapkan dengan menggunakan kata ini.
Marilah kita kaji ayat ini kembali berdasarkan pengetahuan ini. Dalam ayat tersebut, langit
dan bumi adalah subyek dari kata sifat "fatq". Keduanya lalu terpisah ("fataqa") satu sama
lain. Menariknya, ketika mengingat kembali tahap-tahap awal peristiwa Big Bang, kita pahami
bahwa satu titik tunggal berisi seluruh materi di alam semesta. Dengan kata lain, segala
sesuatu, termasuk "langit dan bumi" yang saat itu belumlah diciptakan, juga terkandung
dalam titik tunggal yang masih berada pada keadaan "ratq" ini. Titik tunggal ini meledak
sangat dahsyat, sehingga menyebabkan materi-materi yang dikandungnya untuk "fataqa"
(terpisah), dan dalam rangkaian peristiwa tersebut, bangunan dan tatanan keseluruhan alam
semesta terbentuk.
Ketika kita bandingkan penjelasan ayat tersebut dengan berbagai penemuan ilmiah, akan kita
pahami bahwa keduanya benar-benar bersesuaian satu sama lain. Yang sungguh menarik lagi,
penemuan-penemuan ini belumlah terjadi sebelum abad ke-20.
Disadur dari HarunYahya oleh Rika Hermawan
Keajaiban AlQuran 6
Garis Edar
Tatkala merujuk kepada matahari dan bulan di dalam Al Qur'an, ditegaskan bahwa masingmasing
bergerak dalam orbit atau garis edar tertentu.
"Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing
dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya." (Al Qur'an, 21:33)
Disebutkan pula dalam ayat yang lain bahwa matahari tidaklah diam,
tetapi bergerak dalam garis edar tertentu:
"Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah
ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui." (Al Qur'an,
36:38)
Fakta-fakta yang disampaikan dalam Al Qur'an ini telah ditemukan
melalui pengamatan astronomis di zaman kita. Menurut perhitungan
para ahli astronomi, matahari bergerak dengan kecepatan luar biasa
yang mencapai 720 ribu km per jam ke arah bintang Vega dalam
sebuah garis edar yang disebut Solar Apex. Ini berarti matahari
bergerak sejauh kurang lebih 17.280.000 kilometer dalam sehari.
Bersama matahari, semua planet dan satelit dalam sistem gravitasi
matahari juga berjalan menempuh jarak ini. Selanjutnya, semua bintang di alam semesta
berada dalam suatu gerakan serupa yang terencana.
Sebagaimana komet-komet lain di alam raya, komet Halley, sebagaimana
terlihat di atas, juga bergerak mengikuti orbit atau garis edarnya yang
telah ditetapkan. Komet ini memiliki garis edar khusus dan bergerak
mengikuti garis edar ini secara harmonis bersama-sama dengan bendabenda
langit lainnya.
Keseluruhan alam semesta yang dipenuhi oleh lintasan dan
garis edar seperti ini, dinyatakan dalam Al Qur'an sebagai
berikut:
"Demi langit yang mempunyai jalan-jalan." (Al Qur'an, 51:7)
Terdapat sekitar 200 milyar galaksi di alam semesta yang masing-masing terdiri dari hampir
200 bintang. Sebagian besar bintang-bintang ini mempunyai planet, dan sebagian besar
planet-planet ini mempunyai bulan. Semua benda langit tersebut bergerak dalam garis
peredaran yang diperhitungkan dengan sangat teliti. Selama jutaan tahun, masing-masing
seolah "berenang" sepanjang garis edarnya dalam keserasian dan keteraturan yang sempurna
bersama dengan yang lain. Selain itu, sejumlah komet juga bergerak bersama sepanjang garis
edar yang ditetapkan baginya.
Disadur dari HarunYahya oleh Rika Hermawan
Keajaiban AlQuran 7
Semua benda langit termasuk planet, satelit yang mengiringi planet, bintang, dan bahkan
galaksi, memiliki orbit atau garis edar mereka masing-masing. Semua orbit ini telah
ditetapkan berdasarkan perhitungan yang sangat teliti dengan cermat. Yang membangun dan
memelihara tatanan sempurna ini adalah Allah, Pencipta seluruh sekalian alam.
Garis edar di alam semesta tidak hanya dimiliki oleh benda-benda angkasa.
Galaksi-galaksi pun berjalan pada kecepatan luar biasa dalam suatu garis
peredaran yang terhitung dan terencana. Selama pergerakan ini, tak satupun
dari benda-benda angkasa ini memotong lintasan yang lain, atau bertabrakan
dengan lainnya. Bahkan, telah teramati bahwa sejumlah galaksi berpapasan satu sama lain
tanpa satu pun dari bagian-bagiannya saling bersentuhan.
Dapat dipastikan bahwa pada saat Al Qur'an diturunkan, manusia tidak memiliki teleskop
masa kini ataupun teknologi canggih untuk mengamati ruang angkasa berjarak jutaan
kilometer, tidak pula pengetahuan fisika ataupun astronomi modern. Karenanya, saat itu
tidaklah mungkin untuk mengatakan secara ilmiah bahwa ruang angkasa "dipenuhi lintasan
dan garis edar" sebagaimana dinyatakan dalam ayat tersebut. Akan tetapi, hal ini dinyatakan
secara terbuka kepada kita dalam Al Qur'an yang diturunkan pada saat itu: karena Al Qur'an
adalah firman Allah.
Bentuk Bulat Planet Bumi
"Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia
menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam..."
(Al Qur'an, 39:5)
Dalam Al Qur'an, kata-kata yang digunakan untuk menjelaskan
tentang alam semesta sungguh sangat penting. Kata Arab yang
diterjemahkan sebagai "menutupkan" dalam ayat di atas adalah
"takwir". Dalam kamus bahasa Arab, misalnya, kata ini digunakan
untuk menggambarkan pekerjaan membungkus atau menutup
sesuatu di atas yang lain secara melingkar, sebagaimana surban
dipakaikan pada kepala.
Keterangan yang disebut dalam ayat tersebut tentang siang dan malam yang saling menutup
satu sama lain berisi keterangan yang tepat mengenai bentuk bumi. Pernyataan ini hanya
benar jika bumi berbentuk bulat. Ini berarti bahwa dalam Al Qur'an, yang telah diturunkan di
abad ke-7, telah diisyaratkan tentang bentuk planet bumi yang bulat.
Namun perlu diingat bahwa ilmu astronomi kala itu memahami bumi secara berbeda. Di masa
itu, bumi diyakini berbentuk bidang datar, dan semua perhitungan serta penjelasan ilmiah
didasarkan pada keyakinan ini. Sebaliknya, ayat-ayat Al Qur'an berisi informasi yang hanya
mampu kita pahami dalam satu abad terakhir. Oleh karena Al Qur'an adalah firman Allah,
maka tidak mengherankan jika kata-kata yang tepat digunakan dalam ayat-ayatnya ketika
menjelaskan jagat raya.
Disadur dari HarunYahya oleh Rika Hermawan
Keajaiban AlQuran 8
Atap yang Terpelihara
Gambar ini memperlihatkan sejumlah meteor yang hendak menumbuk bumi.
Benda-benda langit yang berlalu lalang di ruang angkasa dapat menjadi
ancaman serius bagi Bumi. Tapi Allah, Pencipta Maha Sempurna, telah
menjadikan atmosfir sebagai atap yang melindungi bumi. Berkat pelindung
istimewa ini, kebanyakan meteorid tidak mampu menghantam bumi karena
terlanjur hancur berkeping-keping ketika masih berada di atmosfir.
Dalam Al Qur'an, Allah mengarahkan perhatian kita kepada sifat
yang sangat menarik tentang langit:
"Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara, sedang mereka berpaling dari
segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang ada padanya." (Al Qur'an, 21:32)
Sifat langit ini telah dibuktikan oleh penelitian ilmiah abad ke-20.
Atmosfir yang melingkupi bumi berperan sangat penting bagi berlangsungnya kehidupan.
Dengan menghancurkan sejumlah meteor, besar ataupun kecil ketika mereka mendekati
bumi, atmosfir mencegah mereka jatuh ke bumi dan membahayakan makhluk hidup.
Atmosfir juga menyaring sinar-sinar dari ruang angkasa yang membahayakan kehidupan.
Menariknya, atmosfir hanya membiarkan agar ditembus oleh sinar-sinar tak berbahaya dan
berguna, - seperti cahaya tampak, sinar ultraviolet tepi, dan gelombang radio. Semua radiasi
ini sangat diperlukan bagi kehidupan. Sinar ultraviolet tepi, yang hanya sebagiannya
menembus atmosfir, sangat penting bagi fotosintesis tanaman dan bagi kelangsungan seluruh
makhluk hidup. Sebagian besar sinar ultraviolet kuat yang dipancarkan matahari ditahan oleh
lapisan ozon atmosfir dan hanya sebagian kecil dan penting saja dari spektrum ultraviolet
yang mencapai bumi.
Kebanyakan manusia yang memandang ke arah langit tidak pernah berpikir
tentang fungsi atmosfir sebagai pelindung. Hampir tak pernah terlintas
dalam benak mereka tentang apa jadinya bumi ini jika atmosfir tidak ada.
Foto di atas adalah kawah raksasa yang terbentuk akibat hantaman sebuah
meteor yang jatuh di Arizona, Amerika Serikat. Jika atmosfir tidak ada,
jutaan meteorid akan jatuh ke Bumi, sehingga menjadikannya tempat yang
tak dapat dihuni. Namun, fungsi pelindung dari atmosfir memungkinkan
makhluk hidup untuk melangsungkan kehidupannya dengan aman. Ini
sudah pasti perlindungan yang Allah berikan bagi manusia, dan sebuah
keajaiban yang dinyatakan dalam Al Qur'an.
Fungsi pelindung dari atmosfir tidak berhenti sampai di sini. Atmosfir juga melindungi bumi
dari suhu dingin membeku ruang angkasa, yang mencapai sekitar 270 derajat celcius di
bawah nol.
Tidak hanya atmosfir yang melindungi bumi dari pengaruh berbahaya. Selain atmosfir, Sabuk
Van Allen, suatu lapisan yang tercipta akibat keberadaan medan magnet bumi, juga berperan
sebagai perisai melawan radiasi berbahaya yang mengancam planet kita. Radiasi ini, yang
terus- menerus dipancarkan oleh matahari dan bintang-bintang lainnya, sangat mematikan
bagi makhuk hidup. Jika saja sabuk Van Allen tidak ada, semburan energi raksasa yang
Disadur dari HarunYahya oleh Rika Hermawan
Keajaiban AlQuran 9
disebut jilatan api matahari yang terjadi berkali-berkali pada matahari akan menghancurkan
seluruh kehidupan di muka bumi.
Dr. Hugh Ross berkata tentang perang penting Sabuk Van Allen bagi kehidupan kita:
Bumi ternyata memiliki kerapatan terbesar di antara planet-planet lain di tata surya kita. Inti
bumi yang terdiri atas unsur nikel dan besi inilah yang menyebabkan keberadaan medan
magnetnya yang besar. Medan magnet ini membentuk lapisan pelindung berupa radiasi Van-
Allen, yang melindungi Bumi dari pancaran radiasi dari luar angkasa. Jika lapisan pelindung ini
tidak ada, maka kehidupan takkan mungkin dapat berlangsung di Bumi. Satu-satunya planet
berbatu lain yang berkemungkinan memiliki medan magnet adalah Merkurius - tapi kekuatan
medan magnet planet ini 100 kali lebih kecil dari Bumi. Bahkan Venus, planet kembar kita,
tidak memiliki medan magnet. Lapisan pelindung Van-Allen ini merupakan sebuah rancangan
istimewa yang hanya ada pada Bumi. (http://www.jps.net/bygrace/index. html Taken from Big Bang Refined by Fire
by Dr. Hugh Ross, 1998. Reasons To Believe, Pasadena, CA.)
Energi yang dipancarkan dalam satu jilatan api saja, sebagaimana tercatat baru-baru ini,
terhitung setara dengan 100 milyar bom atom yang serupa dengan yang dijatuhkan di
Hiroshima. Lima puluh delapan jam setelah kilatan tersebut, teramati bahwa jarum magnetik
kompas bergerak tidak seperti biasanya, dan 250 kilometer di atas atmosfir bumi terjadi
peningkatan suhu tiba-tiba hingga mencapai 2.500 derajat celcius.
Singkatnya, sebuah sistem sempurna sedang bekerja jauh tinggi di atas bumi. Ia melingkupi
bumi kita dan melindunginya dari berbagai ancaman dari luar angkasa. Para ilmuwan baru
mengetahuinya sekarang, sementara berabad-abad lampau, kita telah diberitahu dalam Al
Qur'an tentang atmosfir bumi yang berfungsi sebagai lapisan pelindung.
Energi yang dipancarkan oleh sebuah letusan pada Matahari sungguh amat dahsyat sehingga sulit dibayangkan
akal manusia: Letusan tunggal pada matahari setara dengan ledakan 100 juta bom atom yang pernah dijatuhkan
di Hiroshima. Bumi terlindungi dari pengaruh merusak akibat pancaran energi ini.
The magnetosphere layer, formed by the magnetic field of the Earth, serves as a shield protecting the earth from
celestial bodies, harmful cosmic rays and particles. In the above picture, this magnetosphere layer, which is also
named Van Allen Belts, is seen. These belts at thousands of kilometres above the earth protect the living things
on the Earth from the fatal energy that would otherwise reach it from space.
Disadur dari HarunYahya oleh Rika Hermawan
Keajaiban AlQuran 10
Langit yang Mengembalikan
Ayat ke-11 dari Surat Ath Thaariq dalam Al Qur'an, mengacu pada
fungsi "mengembalikan" yang dimiliki langit.
"Demi langit yang mengandung hujan." (Al Qur'an, 86:11)
Kata yang ditafsirkan sebagai "mengandung hujan" dalam
terjemahan Al Qur'an ini juga bermakna "mengirim kembali" atau
"mengembalikan".
Sebagaimana diketahui, atmosfir yang melingkupi bumi terdiri dari sejumlah lapisan. Setiap
lapisan memiliki peran penting bagi kehidupan. Penelitian mengungkapkan bahwa lapisanlapisan
ini memiliki fungsi mengembalikan benda-benda atau sinar yang mereka terima ke
ruang angkasa atau ke arah bawah, yakni ke bumi. Sekarang, marilah kita cermati sejumlah
contoh fungsi "pengembalian" dari lapisan-lapisan yang mengelilingi bumi tersebut.
Lapisan Troposfir, 13 hingga 15 km di atas permukaan bumi, memungkinkan uap air yang
naik dari permukaan bumi menjadi terkumpul hingga jenuh dan turun kembali ke bumi
sebagai hujan.
Lapisan ozon, pada ketinggian 25 km, memantulkan radiasi berbahaya dan sinar ultraviolet
yang datang dari ruang angkasa dan mengembalikan keduanya ke ruang angkasa.
Ionosfir, memantulkan kembali pancaran gelombang radio dari bumi ke berbagai belahan
bumi lainnya, persis seperti satelit komunikasi pasif, sehingga memungkinkan komunikasi
tanpa kabel, pemancaran siaran radio dan televisi pada jarak yang cukup jauh.
Lapisan magnet memantulkan kembali partikel-partikel radioaktif berbahaya yang dipancarkan
Matahari dan bintang-bintang lainnya ke ruang angkasa sebelum sampai ke Bumi.
Sifat lapisan-lapisan langit yang hanya dapat ditemukan secara ilmiah di masa kini tersebut,
telah dinyatakan berabad-abad lalu dalam Al Qur'an. Ini sekali lagi membuktikan bahwa Al
Qur'an adalah firman Allah.
Disadur dari HarunYahya oleh Rika Hermawan
Keajaiban AlQuran 11
Disadur dari HarunYahya oleh Rika Hermawan
Keajaiban AlQuran 12
AL QUR'AN DAN FISIKA
Rahasia Besi
Besi adalah salah satu unsur yang dinyatakan secara jelas dalam Al
Qur'an. Dalam Surat Al Hadiid, yang berarti "besi", kita diberitahu
sebagai berikut:
"…Dan Kami turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat
dan berbagai manfaat bagi manusia ...." (Al Qur'an, 57:25)
Kata "anzalnaa" yang berarti "kami turunkan" khusus digunakan untuk besi dalam ayat ini,
dapat diartikan secara kiasan untuk menjelaskan bahwa besi diciptakan untuk memberi
manfaat bagi manusia. Tapi ketika kita mempertimbangkan makna harfiah kata ini, yakni
"secara bendawi diturunkan dari langit", kita akan menyadari bahwa ayat ini memiliki
keajaiban ilmiah yang sangat penting.
Ini dikarenakan penemuan astronomi modern telah mengungkap bahwa logam besi yang
ditemukan di bumi kita berasal dari bintang-bintang raksasa di angkasa luar.
Logam berat di alam semesta dibuat dan dihasilkan dalam inti bintang-bintang raksasa. Akan
tetapi sistem tata surya kita tidak memiliki struktur yang cocok untuk menghasilkan besi
secara mandiri. Besi hanya dapat dibuat dan dihasilkan dalam bintang-bintang yang jauh lebih
besar dari matahari, yang suhunya mencapai beberapa ratus juta derajat. Ketika jumlah besi
telah melampaui batas tertentu dalam sebuah bintang, bintang tersebut tidak mampu lagi
menanggungnya, dan akhirnya meledak melalui peristiwa yang disebut "nova" atau
"supernova". Akibat dari ledakan ini, meteor-meteor yang mengandung besi bertaburan di
seluruh penjuru alam semesta dan mereka bergerak melalui ruang hampa hingga mengalami
tarikan oleh gaya gravitasi benda angkasa.
Semua ini menunjukkan bahwa logam besi tidak terbentuk di bumi melainkan kiriman dari
bintang-bintang yang meledak di ruang angkasa melalui meteor-meteor dan "diturunkan ke
bumi", persis seperti dinyatakan dalam ayat tersebut: Jelaslah bahwa fakta ini tidak dapat
diketahui secara ilmiah pada abad ke-7 ketika Al Qur'an diturunkan.
Penciptaan yang Berpasang-Pasangan
"Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan
semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri
mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui." (Al Qur'an,
36:36)
Meskipun gagasan tentang "pasangan" umumnya bermakna laki-laki
dan perempuan, atau jantan dan betina, ungkapan "maupun dari apa
yang tidak mereka ketahui" dalam ayat di atas memiliki cakupan
yang lebih luas. Kini, cakupan makna lain dari ayat tersebut telah
terungkap. Ilmuwan Inggris, Paul Dirac, yang menyatakan bahwa
materi diciptakan secara berpasangan, dianugerahi Hadiah Nobel di
bidang fisika pada tahun 1933. Penemuan ini, yang disebut "parité",
Disadur dari HarunYahya oleh Rika Hermawan
Keajaiban AlQuran 13
menyatakan bahwa materi berpasangan dengan lawan jenisnya: anti-materi. Anti-materi
memiliki sifat-sifat yang berlawanan dengan materi. Misalnya, berbeda dengan materi,
elektron anti-materi bermuatan positif, dan protonnya bermuatan negatif. Fakta ini dinyatakan
dalam sebuah sumber ilmiah sebagaimana berikut:
"…setiap partikel memiliki anti-partikel dengan muatan yang berlawanan … … dan hubungan
ketidakpastian mengatakan kepada kita bahwa penciptaan berpasangan dan pemusnahan
berpasangan terjadi di dalam vakum di setiap saat, di setiap tempat."
Semua ini menunjukkan bahwa unsur besi tidak terbentuk di Bumi, melainkan dibawa oleh
meteor-meteor melalui ledakan bintang-bintang di luar angkasa, dan kemudian "dikirim ke
bumi", persis sebagaimana dinyatakan dalam ayat tersebut. Jelas bahwa fakta ini tak mungkin
diketahui secara ilmiah pada abad ke-7, di saat Al Qur'an diturunkan.
(http://www.2think.org/nothingness.html, Henning Genz – Nothingness: The Science of Empty Space, s. 205)
Relativitas Waktu
Kini, relativitas waktu adalah fakta yang terbukti secara ilmiah. Hal
ini telah diungkapkan melalui teori relativitas waktu Einstein di
tahun-tahun awal abad ke-20. Sebelumnya, manusia belumlah
mengetahui bahwa waktu adalah sebuah konsep yang relatif, dan
waktu dapat berubah tergantung keadaannya. Ilmuwan besar, Albert
Einstein, secara terbuka membuktikan fakta ini dengan teori
relativitas. Ia menjelaskan bahwa waktu ditentukan oleh massa dan
kecepatan. Dalam sejarah manusia, tak seorang pun mampu
mengungkapkan fakta ini dengan jelas sebelumnya.
Tapi ada perkecualian; Al Qur'an telah berisi informasi tentang waktu yang bersifat relatif!
Sejumlah ayat yang mengulas hal ini berbunyi:
"Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak
akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu
menurut perhitunganmu." (Al Qur'an, 22:47)
"Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu
hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu." (Al Qur'an, 32:5)
"Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya
limapuluh ribu tahun." (Al Qur'an, 70:4)
Dalam sejumlah ayat disebutkan bahwa manusia merasakan waktu secara berbeda, dan
bahwa terkadang manusia dapat merasakan waktu sangat singkat sebagai sesuatu yang lama:
"Allah bertanya: 'Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?' Mereka menjawab: 'Kami
tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang
menghitung.' Allah berfirman: 'Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau
kamu sesungguhnya mengetahui'." (Al Qur'an, 23:122-114)
Fakta bahwa relativitas waktu disebutkan dengan sangat jelas dalam Al Qur'an, yang mulai
diturunkan pada tahun 610 M, adalah bukti lain bahwa Al Qur'an adalah Kitab Suci.
Disadur dari HarunYahya oleh Rika Hermawan
Keajaiban AlQuran 14
AL QUR'AN DAN BUMI
Lapisan-Lapisan Atmosfer
Bumi memiliki seluruh sifat yang diperlukan bagi kehidupan. Salah satunya adalah keberadaan atmosfir, yang
berfungsi sebagai lapisan pelindung yang melindungi makhluk hidup. Adalah fakta yang kini telah diterima bahwa
atmosfir terdiri dari lapisan-lapisan berbeda yang tersusun secara berlapis, satu di atas yang lain. Persis
sebagaimana dipaparkan dalam Al Qur’an, atmosfir terdiri dari tujuh lapisan. Ini pastilah salah satu keajaiban Al
Qur’an.
Satu fakta tentang alam semesta sebagaimana dinyatakan dalam Al Qur’an adalah bahwa
langit terdiri atas tujuh lapis.
rdekat dengan ." (Al Qur'an, 15:22)
Dalam ayat ini ditekankan bahwa fase pertama dalam pembentukan hujan adalah angin.
Hingga awal abad ke 20, satu-satunya hubungan antara angin dan hujan yang diketahui
hanyalah bahwa angin yang menggerakkan awan. Namun penemuan ilmu meteorologi modern
telah menunjukkan peran "mengawinkan" dari angin dalam pembentukan hujan.
Fungsi mengawinkan dari angin ini terjadi sebagaimana berikut:
Disadur dari HarunYahya oleh Rika Hermawan
Keajaiban AlQuran 18
Di atas permukaan laut dan samudera, gelembung udara yang tak terhitung jumlahnya
terbentuk akibat pembentukan buih. Pada saat gelembung-gelembung ini pecah, ribuan
partikel kecil dengan diameter seperseratus milimeter, terlempar ke udara. Partikel-partikel
ini, yang dikenal sebagai aerosol, bercampur dengan debu daratan yang terbawa oleh angin
dan selanjutnya terbawa ke lapisan atas atmosfer. . Partikel-partikel ini dibawa naik lebih
tinggi ke atas oleh angin dan bertemu dengan uap air di sana. Uap air mengembun di sekitar
partikel-partikel ini dan berubah menjadi butiran-butiran air. Butiran-butiran air ini mula-mula
berkumpul dan membentuk awan dan kemudian jatuh ke Bumi dalam bentuk hujan.
Sebagaimana terlihat, angin “mengawinkan” uap air yang melayang di udara dengan partikelpartikel
yang di bawanya dari laut dan akhirnya membantu pembentukan awan hujan.
Apabila angin tidak memiliki sifat ini, butiran-butiran air di atmosfer bagian atas tidak akan
pernah terbentuk dan hujanpun tidak akan pernah terjadi.
Hal terpenting di sini adalah bahwa peran utama dari angin dalam pembentukan hujan telah
dinyatakan berabad-abad yang lalu dalam sebuah ayat Al Qur’an, pada saat orang hanya
mengetahui sedikit saja tentang fenomena alam…
Lautan yang Tidak Bercampur Satu Sama Lain
Terdapat gelombang besar, arus kuat, dan gelombang pasang di Laut Tengah dan
Samudra Atlantik. Air Laut Tengah memasuki Samudra Atlantik melalui selat
Jibraltar. Namun suhu, kadar garam, dan kerapatan air laut di kedua tempat ini
tidak berubah karena adanya penghalang yang memisahkan keduanya.
Salah satu di antara sekian sifat lautan yang baru-baru ini ditemukan
adalah berkaitan dengan ayat Al Qur’an sebagai berikut:
"Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian
bertemu, antara keduanya ada batas yang tak dapat dilampaui oleh
masing-masing." (Al Qur'an, 55:19-20)
Sifat lautan yang saling bertemu, akan tetapi tidak bercampur satu
sama lain ini telah ditemukan oleh para ahli kelautan baru-baru ini.
Dikarenakan gaya fisika yang dinamakan "tegangan permukaan", air dari laut-laut yang saling
bersebelahan tidak menyatu. Akibat adanya perbedaan masa jenis, tegangan permukaan
mencegah lautan dari bercampur satu sama lain, seolah terdapat dinding tipis yang
memisahkan mereka. (Davis, Richard A., Jr. 1972, Principles of Oceanography, Don Mills, Ontario, Addison-Wesley
Publishing, s. 92-93.)
Sisi menarik dari hal ini adalah bahwa pada masa ketika manusia tidak memiliki pengetahuan
apapun mengenai fisika, tegangan permukaan, ataupun ilmu kelautan, hal ini dinyatakan
dalam Al Qur’an.
Disadur dari HarunYahya oleh Rika Hermawan
Keajaiban AlQuran 19
Kegelapan dan Gelombang di Dasar Lautan
Pengukuran yang dilakukan dengan teknologi masa kini berhasil mengungkapkan bahwa antara 3 hingga 30%
sinar matahari dipantulkan oleh permukaan laut. Jadi, hampir semua tujuh warna yang menyusun spektrum sinar
matahari diserap satu demi satu ketika menembus permukaan lautan hingga kedalaman 200 meter, kecuali sinar
biru (lihat gambar di samping). Di bawah kedalaman 1000 meter, tidak dijumpai sinar apa pun. (lihat gambar
atas). Fakta ilmiah ini telah disebutkan dalam ayat ke-40 surat An Nuur sekitar 1400 tahun yang lalu..
"Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya
ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih-bertindih, apabila dia
mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, (dan) barangsiapa yang tiada diberi
cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikitpun." (Al Qur'an, 24:40)
Keadaan umum tentang lautan yang dalam dijelaskan dalam buku berjudul Oceans:
Kegelapan dalam lautan dan samudra yang dalam dijumpai pada kedalaman 200 meter atau
lebih. Pada kedalaman ini, hampir tidak dijumpai cahaya. Di bawah kedalaman 1000 meter,
tidak terdapat cahaya sama sekali. (Elder, Danny; and John Pernetta, 1991, Oceans, London, Mitchell Beazley
Publishers, s. 27)
Kini, kita telah mengetahui tentang keadaan umum lautan tersebut, ciri-ciri makhluk hidup
yang ada di dalamnya, kadar garamnya, serta jumlah air, luas permukaan dan kedalamannya.
Kapal selam dan perangkat khusus yang dikembangkan menggunakan teknologi modern,
memungkinkan para ilmuwan untuk mendapatkan informasi ini.
Manusia tak mampu menyelam pada kedalaman di bawah 40 meter tanpa bantuan peralatan
khusus. Mereka tak mampu bertahan hidup di bagian samudra yang dalam nan gelap, seperti
pada kedalaman 200 meter. Karena alasan inilah, para ilmuwan hanya baru-baru ini saja
mampu menemukan informasi sangat rinci tersebut tentang kelautan. Namun, pernyataan
"gelap gulita di lautan yang dalam" digunakan dalam surat An Nuur 1400 tahun lalu. Ini sudah
pasti salah satu keajaiban Al Qur’an, sebab infomasi ini dinyatakan di saat belum ada
perangkat yang memungkinkan manusia untuk menyelam di kedalaman samudra.
Selain itu, pernyataan di ayat ke-40 surat An Nuur "Atau seperti gelap gulita di lautan yang
dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan…"
mengarahkan perhatian kita pada satu keajaiban Al Qur’an yang lain.
Disadur dari HarunYahya oleh Rika Hermawan
Keajaiban AlQuran 20
Para ilmuwan baru-baru ini menemukan keberadaan gelombang di dasar lautan, yang "terjadi
pada pertemuan antara lapisan-lapisan air laut yang memiliki kerapatan atau massa jenis
yang berbeda." Gelombang yang dinamakan gelombang internal ini meliputi wilayah perairan
di kedalaman lautan dan samudra dikarenakan pada kedalaman ini air laut memiliki massa
jenis lebih tinggi dibanding lapisan air di atasnya. Gelombang internal memiliki sifat seperti
gelombang permukaan. Gelombang ini dapat pecah, persis sebagaimana gelombang
permukaan. Gelombang internal tidak dapat dilihat oleh mata manusia, tapi keberadaannya
dapat dikenali dengan mempelajari suhu atau perubahan kadar garam di tempat-tempat
tertentu. (Gross, M. Grant; 1993, Oceanography, a View of Earth, 6. edition, Englewood Cliffs, Prentice-Hall Inc., s. 205)
Pernyataan-pernyataan dalam Al Qur'an benar-benar bersesuaian dengan penjelasan di atas.
Tanpa adanya penelitian, seseorang hanya mampu melihat gelombang di permukaan laut.
Mustahil seseorang mampu mengamati keberadaan gelombang internal di dasar laut. Akan
tetapi, dalam surat An Nuur, Allah mengarahkan perhatian kita pada jenis gelombang yang
terdapat di kedalaman samudra. Sungguh, fakta yang baru saja diketemukan para ilmuwan ini
memperlihatkan sekali lagi bahwa Al Qur'an adalah kalam Allah.
Kadar Hujan
Fakta lain yang diberikan dalam Al Qur’an mengenai hujan adalah bahwa hujan diturunkan ke
bumi dalam kadar tertentu. Hal ini disebutkan dalam Surat Az Zukhruf sebagai berikut;
"Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan
dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur)." (Al
Qur'an, 43:11)
Kadar dalam hujan ini pun sekali lagi telah ditemukan melalui penelitian modern. Diperkirakan
dalam satu detik, sekitar 16 juta ton air menguap dari bumi. Angka ini menghasilkan 513
trilyun ton air per tahun. Angka ini ternyata sama dengan jumlah hujan yang jatuh ke bumi
dalam satu tahun. Hal ini berarti air senantiasa berputar dalam suatu siklus yang seimbang
menurut "ukuran atau kadar" tertentu. Kehidupan di bumi bergantung pada siklus air ini.
Bahkan sekalipun manusia menggunakan semua teknologi yang ada di dunia ini, mereka tidak
akan mampu membuat siklus seperti ini.
Per tahunnya, air hujan yang menguap dan turun kembali ke Bumi dalam bentuk hujan berjumlah "tetap": yakni
513 triliun ton. Jumlah yang tetap ini dinyatakan dalam Al Qur'an dengan menggunakan istilah "menurunkan air
dari langit menurut kadar". Tetapnya jumlah ini sangatlah penting bagi keberlangsungan keseimbangan ekologi
dan, tentu saja, kelangsungan kehidupan ini,..
Bahkan satu penyimpangan kecil saja dari jumlah ini akan segera mengakibatkan
ketidakseimbangan ekologi yang mampu mengakhiri kehidupan di bumi. Namun, hal ini tidak
pernah terjadi dan hujan senantiasa turun setiap tahun dalam jumlah yang benar-benar sama
seperti dinyatakan dalam Al Qur’an.
Disadur dari HarunYahya oleh Rika Hermawan
Keajaiban AlQuran 21
Pembentukan Hujan
Proses terbentuknya hujan masih merupakan misteri besar bagi orang-orang dalam waktu
yang lama. Baru setelah radar cuaca ditemukan, bisa didapatkan tahap-tahap pembentukan
hujan..
Pembentukan hujan berlangsung dalam tiga tahap. Pertama, "bahan baku" hujan naik ke
udara, lalu awan terbentuk. Akhirnya, curahan hujan terlihat.
Tahap-tahap ini ditetapkan dengan jelas dalam Al-Qur’an berabad-abad yang lalu, yang
memberikan informasi yang tepat mengenai pembentukan hujan,
"Dialah Allah Yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah
membentangkannya di langit menurut yang dikehendakiNya, dan menjadikannya bergumpalgumpal;
lalu kamu lihat air hujan keluar dari celah-celahnya; maka, apabila hujan itu turun
mengenai hamba-hambaNya yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi gembira" (Al
Qur'an, 30:48)
Gambar di atas memperlihatkan butiran-butiran air yang lepas ke udara. Ini adalah tahap pertama dalam proses
pembentukan hujan. Setelah itu, butiran-butiran air dalam awan yang baru saja terbentuk akan melayang di
udara untuk kemudian menebal, menjadi jenuh, dan turun sebagai hujan. Seluruh tahapan ini disebutkan dalam
Al Qur'an.
Kini, mari kita amati tiga tahap yang disebutkan dalam ayat ini.
TAHAP KE-1: "Dialah Allah Yang mengirimkan angin..."
Gelembung-gelembung udara yang jumlahnya tak terhitung yang dibentuk dengan pembuihan
di lautan, pecah terus-menerus dan menyebabkan partikel-partikel air tersembur menuju
langit. Partikel-partikel ini, yang kaya akan garam, lalu diangkut oleh angin dan bergerak ke
atas di atmosfir. Partikel-partikel ini, yang disebut aerosol, membentuk awan dengan
mengumpulkan uap air di sekelilingnya, yang naik lagi dari laut, sebagai titik-titik kecil dengan
mekanisme yang disebut "perangkap air".
TAHAP KE-2: “...lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit
menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal..."
Awan-awan terbentuk dari uap air yang mengembun di sekeliling butir-butir garam atau
partikel-partikel debu di udara. Karena air hujan dalam hal ini sangat kecil (dengan diamter
antara 0,01 dan 0,02 mm), awan-awan itu bergantungan di udara dan terbentang di langit.
Jadi, langit ditutupi dengan awan-awan.
TAHAP KE-3: "...lalu kamu lihat air hujan keluar dari celah-celahnya..."
Disadur dari HarunYahya oleh Rika Hermawan
Keajaiban AlQuran 22
Partikel-partikel air yang mengelilingi butir-butir garam dan partikel -partikel debu itu
mengental dan membentuk air hujan. Jadi, air hujan ini, yang menjadi lebih berat daripada
udara, bertolak dari awan dan mulai jatuh ke tanah sebagai hujan.
Semua tahap pembentukan hujan telah diceritakan dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Selain itu,
tahap-tahap ini dijelaskan dengan urutan yang benar. Sebagaimana fenomena-fenomena alam
lain di bumi, lagi-lagi Al-Qur’anlah yang menyediakan penjelasan yang paling benar mengenai
fenomena ini dan juga telah mengumumkan fakta-fakta ini kepada orang-orang pada ribuan
tahun sebelum ditemukan oleh ilmu pengetahuan.
Dalam sebuah ayat, informasi tentang proses pembentukan hujan dijelaskan:
"Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara
(bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu
hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit,
(yaitu) dari (gumpalan- gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya
(butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa
yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan." (Al
Qur'an, 24:43)
Para ilmuwan yang mempelajari jenis-jenis awan mendapatkan temuan yang mengejutkan
berkenaan dengan proses pembentukan awan hujan. Terbentuknya awan hujan yang
mengambil bentuk tertentu, terjadi melalui sistem dan tahapan tertentu pula. Tahap-tahap
pembentukan kumulonimbus, sejenis awan hujan, adalah sebagai berikut:
TAHAP - 1, Pergerakan awan oleh angin: Awan-awan dibawa, dengan kata lain, ditiup
oleh angin.
TAHAP - 2, Pembentukan awan yang lebih besar: Kemudian awan-awan kecil (awan
kumulus) yang digerakkan angin, saling bergabung dan membentuk awan yang lebih besar.
TAHAP - 3, Pembentukan awan yang bertumpang tindih: Ketika
awan-awan kecil saling bertemu dan bergabung membentuk awan
yang lebih besar, gerakan udara vertikal ke atas terjadi di dalamnya
meningkat. Gerakan udara vertikal ini lebih kuat di bagian tengah
dibandingkan di bagian tepinya. Gerakan udara ini menyebabkan
gumpalan awan tumbuh membesar secara vertikal, sehingga
menyebabkan awan saling bertindih-tindih. Membesarnya awan
secara vertikal ini menyebabkan gumpalan besar awan tersebut
mencapai wilayah-wilayah atmosfir yang bersuhu lebih dingin, di
mana butiran-butiran air dan es mulai terbentuk dan tumbuh semakin
membesar. Ketika butiran air dan es ini telah menjadi berat sehingga
tak lagi mampu ditopang oleh hembusan angin vertikal, mereka mulai
lepas dari awan dan jatuh ke bawah sebagai hujan air, hujan es, dsb.
(Anthes, Richard A.; John J. Cahir; Alistair B. Fraser; and Hans A. Panofsky, 1981, The Atmosphere, s. 269; Millers, Albert; and
Jack C. Thompson, 1975, Elements of Meteorology, s. 141-142)
Kita harus ingat bahwa para ahli meteorologi hanya baru-baru ini saja mengetahui proses
pembentukan awan hujan ini secara rinci, beserta bentuk dan fungsinya, dengan
menggunakan peralatan mutakhir seperti pesawat terbang, satelit, komputer, dsb. Sungguh
jelas bahwa Allah telah memberitahu kita suatu informasi yang tak mungkin dapat diketahui
1400 tahun yang lalu.
Disadur dari HarunYahya oleh Rika Hermawan
Keajaiban AlQuran 23
Pergerakan Gunung
Dalam sebuah ayat, kita diberitahu bahwa gunung-gunung tidaklah
diam sebagaimana yang tampak, akan tetapi mereka terus-menerus
bergerak.
"Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di
tempatnya, padahal dia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah)
perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu;
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Al
Qur'an, 27:88)
Gerakan gunung-gunung ini disebabkan oleh gerakan kerak bumi
tempat mereka berada. Kerak bumi ini seperti mengapung di atas
lapisan magma yang lebih rapat. Pada awal abad ke-20, untuk
pertama kalinya dalam sejarah, seorang ilmuwan Jerman bernama Alfred Wegener
mengemukakan bahwa benua-benua pada permukaan bumi menyatu pada masa-masa awal
bumi, namun kemudian bergeser ke arah yang berbeda-beda sehingga terpisah ketika mereka
bergerak saling menjauhi.
Para ahli geologi memahami kebenaran pernyataan Wegener baru pada tahun 1980, yakni 50
tahun setelah kematiannya. Sebagaimana pernah dikemukakan oleh Wegener dalam sebuah
tulisan yang terbit tahun 1915, sekitar 500 juta tahun lalu seluruh tanah daratan yang ada di
permukaan bumi awalnya adalah satu kesatuan yang dinamakan Pangaea. Daratan ini terletak
di kutub selatan.
Sekitar 180 juta tahun lalu, Pangaea terbelah menjadi dua bagian yang masing-masingnya
bergerak ke arah yang berbeda. Salah satu daratan atau benua raksasa ini adalah Gondwana,
yang meliputi Afrika, Australia, Antartika dan India. Benua raksasa kedua adalah Laurasia,
yang terdiri dari Eropa, Amerika Utara dan Asia, kecuali India. Selama 150 tahun setelah
pemisahan ini, Gondwana dan Laurasia terbagi menjadi daratan-daratan yang lebih kecil.
Benua-benua yang terbentuk menyusul terbelahnya Pangaea telah bergerak pada permukaan
Bumi secara terus-menerus sejauh beberapa sentimeter per tahun. Peristiwa ini juga
menyebabkan perubahan perbandingan luas antara wilayah daratan dan lautan di Bumi.
Pergerakan kerak Bumi ini diketemukan setelah penelitian geologi yang dilakukan di awal
abad ke-20. Para ilmuwan menjelaskan peristiwa ini sebagaimana berikut:
Kerak dan bagian terluar dari magma, dengan ketebalan sekitar 100 km, terbagi atas lapisanlapisan
yang disebut lempengan. Terdapat enam lempengan utama, dan beberapa lempengan
kecil. Menurut teori yang disebut lempeng tektonik, lempengan-lempengan ini bergerak pada
permukaan bumi, membawa benua dan dasar lautan bersamanya. Pergerakan benua telah
diukur dan berkecepatan 1 hingga 5 cm per tahun. Lempengan-lempengan tersebut terusmenerus
bergerak, dan menghasilkan perubahan pada geografi bumi secara perlahan. Setiap
tahun, misalnya, Samudera Atlantic menjadi sedikit lebih lebar. (Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel
F. Howe; General Science, Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts, 1985, s. 30)
Ada hal sangat penting yang perlu dikemukakan di sini: dalam ayat tersebut Allah telah
menyebut tentang gerakan gunung sebagaimana mengapungnya perjalanan awan. (Kini,
Disadur dari HarunYahya oleh Rika Hermawan
Keajaiban AlQuran 24
Ilmuwan modern juga menggunakan istilah "continental drift" atau "gerakan mengapung dari
benua" untuk gerakan ini. (National Geographic Society, Powers of Nature, Washington D.C., 1978, s.12-13)
Tidak dipertanyakan lagi, adalah salah satu kejaiban Al Qur’an bahwa fakta ilmiah ini, yang
baru-baru saja ditemukan oleh para ilmuwan, telah dinyatakan dalam Al Qur’an.
Disadur dari HarunYahya oleh Rika Hermawan
Keajaiban AlQuran 25
AL QUR'AN DAN BIOLOGI
Bagian Otak yang Mengendalikan Gerak Kita
"Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik ubunubunnya,
(yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka." (Al Qur'an, 96:15-16)
Ungkapan "ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka" dalam ayat di atas sungguh
menarik. Penelitian yang dilakukan di tahun-tahun belakangan mengungkapkan bahwa bagian
prefrontal, yang bertugas mengatur fungsi-fungsi khusus otak, terletak pada bagian depan
tulang tengkorak. Para ilmuwan hanya mampu menemukan fungsi bagian ini selama kurun
waktu 60 tahun terakhir, sedangkan Al Qur'an telah menyebutkannya 1400 tahun lalu. Jika
kita lihat bagian dalam tulang tengkorak, di bagian depan kepala, akan kita temukan daerah
frontal cerebrum (otak besar). Buku berjudul Essentials of Anatomy and Physiology, yang
berisi temuan-temuan terakhir hasil penelitian tentang fungsi bagian ini, menyatakan:
Dorongan dan hasrat untuk merencanakan dan memulai gerakan terjadi di bagian depan lobi
frontal, dan bagian prefrontal. Ini adalah daerah korteks asosiasi…(Seeley, Rod R.; Trent D. Stephens;
and Philip Tate, 1996, Essentials of Anatomy & Physiology, 2. edition, St. Louis, Mosby-Year Book Inc., s. 211; Noback, Charles
R.; N. L. Strominger; and R. J. Demarest, 1991, The Human Nervous System, Introduction and Review, 4. edition, Philadelphia,
Lea & Febiger , s. 410-411)
Buku tersebut juga mengatakan:
Berkaitan dengan keterlibatannya dalam membangkitkan dorongan, daerah prefrontal juga
diyakini sebagai pusat fungsional bagi perilaku menyerang…(Seeley, Rod R.; Trent D. Stephens; and Philip
Tate, 1996, Essentials of Anatomy & Physiology, 2. edition, St. Louis, Mosby-Year Book Inc., s. 211)
Jadi, daerah cerebrum ini juga bertugas merencanakan, memberi dorongan, dan memulai
perilaku baik dan buruk, dan bertanggung jawab atas perkataan benar dan dusta.
Jelas bahwa ungkapan "ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka" benar-benar
merujuk pada penjelasan di atas. Fakta yang hanya dapat diketahui para ilmuwan selama 60
tahun terakhir ini, telah dinyatakan Allah dalam Al Qur'an sejak dulu.
Kelahiran Manusia
Terdapat banyak pokok persoalan yang disebutkan dalam Al-Qur'an yang mengundang
manusia untuk beriman. Kadang-kadang langit, kadang-kadang hewan, dan kadang-kadang
tanaman ditunjukkan sebagai bukti bagi manusia oleh Allah. Dalam banyak ayat, orang-orang
diseru untuk mengalihkan perhatian mereka ke arah proses terciptanya mereka sendiri.
Mereka sering diingatkan bagaimana manusia sampai ke bumi, tahap-tahap mana yang telah
kita lalui, dan apa bahan dasarnya:
"Kami telah menciptakan kamu; maka mengapa kamu tidak membenarkan? Adakah kamu
perhatikan (benih manusia) yang kamu pancarkan? Kamukah yang menciptakannya? Ataukah
Kami yang menciptakannya?" (Al Qur'an, 56:57-59)
Disadur dari HarunYahya oleh Rika Hermawan
Keajaiban AlQuran 26
Penciptaan manusia dan aspek-aspeknya yang luar biasa itu ditegaskan dalam banyak ayat.
Beberapa informasi di dalam ayat-ayat ini sedemikian rinci sehingga mustahil bagi orang
yang hidup di abad ke-7 untuk mengetahuinya. Beberapa di antaranya sebagai berikut:
1. Manusia tidak diciptakan dari mani yang lengkap, tetapi dari sebagian kecilnya
(spermazoa).
2. Sel kelamin laki-lakilah yang menentukan jenis kelamin bayi.
3. Janin manusia melekat pada rahim sang ibu bagaikan lintah.
4. Manusia berkembang di tiga kawasan yang gelap di dalam rahim.
Orang-orang yang hidup pada zaman kala Al Qur'an diturunkan, pasti mengetahui bahwa
bahan dasar kelahiran berhubungan dengan mani laki-laki yang terpancar selama
persetubuhan seksual. Fakta bahwa bayi lahir sesudah jangka waktu sembilan bulan tentu
saja merupakan peristiwa yang gamblang dan tidak memerlukan penyelidikan lebih lanjut.
Akan tetapi, sedikit informasi yang dikutip di atas itu berada jauh di luar pengertian orangorang
yang hidup pada masa itu. Ini baru disahihkan oleh ilmu pengetahuan abad ke-20.
Setetes Mani
Selama persetubuhan seksual, 250 juta sperma terpancar dari si laki-laki pada satu waktu.
Sperma-sperma melakukan perjalanan 5-menit yang sulit di tubuh si ibu sampai menuju sel
telur. Hanya seribu dari 250 juta sperma yang berhasil mencapai sel telur. Sel telur, yang
berukuran setengah dari sebutir garam, hanya akan membolehkan masuk satu sperma.
Artinya, bahan manusia bukan mani seluruhnya, melainkan hanya sebagian kecil darinya. Ini
dijelaskan dalam Al-Qur'an :
"Apakah manusia mengira akan dibiarkan tak terurus? Bukankah ia hanya setitik mani yang
dipancarkan?" (Al Qur'an, 75:36-37)
Seperti yang telah kita amati, Al-Qur'an memberi tahu kita bahwa manusia tidak terbuat dari
mani selengkapnya, tetapi hanya bagian kecil darinya. Bahwa tekanan khusus dalam
pernyataan ini mengumumkan suatu fakta yang baru ditemukan oleh ilmu pengetahuan
modern itu merupakan bukti bahwa pernyataan tersebut berasal dari Ilahi.
Pada gambar di samping, kita saksikan air mani yang dipancarkan ke rahim. Dari keseluruhan sperma berjumlah
sekitar 250 juta yang dipancarkan dari tubuh pria, hanya sedikit sekali yang berhasil mencapai sel telur. Sperma
yang akan membuahi sel telur hanyalah satu dari seribu sperma yang mampu bertahan hidup. Fakta bahwa
manusia tidak diciptakan dengan menggunakan keseluruhan air mani, tapi hanya sebagian kecil darinya,
dinyatakan dalam Al Qur'an dengan ungkapan, "setetes mani yang ditumpahkan".
Disadur dari HarunYahya oleh Rika Hermawan
Keajaiban AlQuran 27
Campuran Dalam Air Mani
Cairan yang disebut mani tidak mengandung sperma saja. Cairan ini justru
tersusun dari campuran berbagai cairan yang berlainan. Cairan-cairan ini
mempunyai fungsi-fungsi semisal mengandung gula yang diperlukan untuk
menyediakan energi bagi sperma, menetralkan asam di pintu masuk rahim,
dan melicinkan lingkungan agar memudahkan pergerakan sperma.
Yang cukup menarik, ketika mani disinggung di Al-Qur'an, fakta ini, yang
ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern, juga menunjukkan bahwa mani itu
ditetapkan sebagai cairan campuran:
"Sungguh, Kami ciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur, lalu Kami beri dia
(anugerah) pendengaran dan penglihatan." (Al Qur'an, 76:2)
Di ayat lain, mani lagi-lagi disebut sebagai campuran dan ditekankan bahwa manusia
diciptakan dari "bahan campuran" ini:
"Dialah Yang menciptakan segalanya dengan sebaik-baiknya, Dia mulai menciptakan manusia
dari tanah liat. Kemudian Ia menjadikan keturunannya dari sari air yang hina." (Al Qur'an,
32:7-8)
Kata Arab "sulala", yang diterjemahkan sebagai "sari", berarti bagian yang mendasar atau
terbaik dari sesuatu. Dengan kata lain, ini berarti "bagian dari suatu kesatuan". Ini
menunjukkan bahwa Al Qur'an merupakan firman dari Yang Berkehendak Yang mengetahui
penciptaan manusia hingga serinci-rincinya. Yang Berkehendak ini ialah Pencipta manusia.
Jenis Kelamin Bayi
Kromosom Y membawa sifat-sifat kelelakian, sedangkan kromosom X berisi sifatsifat
kewanitaan. Di dalam sel telur ibu hanya dijumpai kromosom X, yang
menentukan sifat-sifat kewanitaan. Di dalam air mani ayah, terdapat spermasperma
yang berisi kromosom X atau kromosom Y saja. Jadi, jenis kelamin bayi
bergantung pada jenis kromosom kelamin pada sperma yang membuahi sel telur,
apakah X atau Y. Dengan kata lain, sebagaimana dinyatakan dalam ayat tersebut,
penentu jenis kelamin bayi adalah air mani, yang berasal dari ayah. Pengetahuan
tentang hal ini, yang tak mungkin dapat diketahui di masa Al Qur'an diturunkan,
adalah bukti akan kenyataan bahwa Al Qur'an adalah kalam Allah.
Hingga baru-baru ini, diyakini bahwa jenis kelamin bayi ditentukan
oleh sel-sel ibu. Atau setidaknya, dipercaya bahwa jenis kelamin ini
ditentukan secara bersama oleh sel-sel lelaki dan perempuan. Namun kita diberitahu informasi
yang berbeda dalam Al Qur'an, yang menyatakan bahwa jenis kelamin laki-laki atau
perempuan diciptakan "dari air mani apabila dipancarkan".
"Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita, dari air mani, apabila
dipancarkan." (Al Qur'an, 53:45-46)
Disadur dari HarunYahya oleh Rika Hermawan
Keajaiban AlQuran 28
Cabang-cabang ilmu pengetahuan yang berkembang seperti genetika dan biologi molekuler
telah membenarkan secara ilmiah ketepatan informasi yang diberikan Al Qur'an ini. Kini
diketahui bahwa jenis kelamin ditentukan oleh sel-sel sperma dari tubuh pria, dan bahwa
wanita tidak berperan dalam proses penentuan jenis kelamin ini.
Kromosom adalah unsur utama dalam penentuan jenis kelamin. Dua dari 46 kromosom yang
menentukan bentuk seorang manusia diketahui sebagai kromosom kelamin. Dua kromosom
ini disebut "XY" pada pria, dan "XX" pada wanita. Penamaan ini didasarkan pada bentuk
kromosom tersebut yang menyerupai bentuk huruf-huruf ini. Kromosom Y membawa gen-gen
yang mengkode sifat-sifat kelelakian, sedangkan kromosom X membawa gen-gen yang
mengkode sifat-sifat kewanitaan.
Pembentukan seorang manusia baru berawal dari penggabungan silang salah satu dari
kromosom ini, yang pada pria dan wanita ada dalam keadaan berpasangan. Pada wanita,
kedua bagian sel kelamin, yang membelah menjadi dua selama peristiwa ovulasi, membawa
kromosom X. Sebaliknya, sel kelamin seorang pria menghasilkan dua sel sperma yang
berbeda, satu berisi kromosom X, dan yang lainnya berisi kromosom Y. Jika satu sel telur
berkromosom X dari wanita ini bergabung dengan sperma yang membawa kromosom Y, maka
bayi yang akan lahir berjenis kelamin pria.
Dengan kata lain, jenis kelamin bayi ditentukan oleh jenis kromosom mana dari pria yang
bergabung dengan sel telur wanita.
Tak satu pun informasi ini dapat diketahui hingga ditemukannya ilmu genetika pada abad ke-
20. Bahkan di banyak masyarakat, diyakini bahwa jenis kelamin bayi ditentukan oleh pihak
wanita. Inilah mengapa kaum wanita dipersalahkan ketika mereka melahirkan bayi
perempuan.
Namun, tiga belas abad sebelum penemuan gen manusia, Al Qur'an telah mengungkapkan
informasi yang menghapuskan keyakinan takhayul ini, dan menyatakan bahwa wanita
bukanlah penentu jenis kelamin bayi, akan tetapi air mani dari pria.
Segumpal Darah Yang Melekat di Rahim
Pada tahap awal perkembangannya, bayi dalam rahim ibu berbentuk zigot, yang
menempel pada rahim agar dapat menghisap sari-sari makanan dari darah ibu. Gambar di
atas adalah zigot yang terlihat seperti sekerat daging. Informasi ini, yang ditemukan oleh
embriologi modern, secara ajaib telah dinyatakan dalam Al Qur'an 14 abad yang lalu
dengan menggunakan kata "'alaq", yang bermakna "sesuatu yang menempel pada suatu
tempat" dan digunakan untuk menjelaskan lintah yang menempel pada tubuh untuk
menghisap darah.
Jika kita terus mempelajari fakta-fakta yang diberitakan dalam Al Qur'an
mengenai pembentukan manusia, sekali lagi kita akan menjumpai
keajaiban ilmiah yang sungguh penting.
Ketika sperma dari laki-laki bergabung dengan sel telur wanita, intisari bayi yang akan lahir
terbentuk. Sel tunggal yang dikenal sebagai "zigot" dalam ilmu biologi ini akan segera
berkembang biak dengan membelah diri hingga akhirnya menjadi "segumpal daging". Tentu
saja hal ini hanya dapat dilihat oleh manusia dengan bantuan mikroskop.
Namun, zigot tersebut tidak melewatkan tahap pertumbuhannya begitu saja. Ia melekat pada
dinding rahim seperti akar yang kokoh menancap di bumi dengan carangnya. Melalui
Disadur dari HarunYahya oleh Rika Hermawan
Keajaiban AlQuran 29
hubungan semacam ini, zigot mampu mendapatkan zat-zat penting dari tubuh sang ibu bagi
pertumbuhannya. (Moore, Keith L., E. Marshall Johnson, T. V. N. Persaud, Gerald C. Goeringer, Abdul-Majeed A. Zindani,
and Mustafa A. Ahmed, 1992, Human Development as Described in the Qur'an and Sunnah, Makkah, Commission on Scientific
Signs of the Qur'an and Sunnah, s. 36)
Di sini, pada bagian ini, satu keajaiban penting dari Al Qur'an terungkap. Saat merujuk pada
zigot yang sedang tumbuh dalam rahim ibu, Allah menggunakan kata "'alaq" dalam Al Qur'an:
"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan, Dia telah menciptakan
manusia dari 'alaq (segumpal darah). Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah." (Al
Qur'an, 96:1-3)
Arti kata "'alaq" dalam bahasa Arab adalah "sesuatu yang menempel pada suatu tempat".
Kata ini secara harfiah digunakan untuk menggambarkan lintah yang menempel pada tubuh
untuk menghisap darah.
Tentunya bukanlah suatu kebetulan bahwa sebuah kata yang demikian tepat digunakan untuk
zigot yang sedang tumbuh dalam rahim ibu. Hal ini sekali lagi membuktikan bahwa Al Qur'an
merupakan wahyu dari Allah, Tuhan Semesta Alam.
Pembungkusan Tulang oleh Otot
Tahapan-tahapan perkembangan bayi dalam rahim ibu dipaparkan dalam Al Qur'an. Sebagaiman diuraikan dalam
ayat ke-14 surat Al Mu'minuun, jaringan tulang rawan pada embrio di dalam rahim ibu mulanya mengeras dan
menjadi tulang keras. Lalu tulang-tulang ini dibungkus oleh sel-sel otot. Allah menjelaskan perkembangan ini
dalam ayat: "…dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus
dengan daging".
Sisi penting lain tentang informasi yang disebutkan dalam ayat-ayat Al Qur'an adalah tahaptahap
pembentukan manusia dalam rahim ibu. Disebutkan dalam ayat tersebut bahwa dalam
rahim ibu, mulanya tulang-tulang terbentuk, dan selanjutnya terbentuklah otot yang
membungkus tulang-tulang ini.
"Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang-belulang, lalu tulang belulang
itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain.
Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik" (Al Qur'an, 23:14)
Disadur dari HarunYahya oleh Rika Hermawan
Keajaiban AlQuran 30
Embriologi adalah cabang ilmu yang mempelajari perkembangan embrio
dalam rahim ibu. Hingga akhir-akhir ini, para ahli embriologi beranggapan
bahwa tulang dan otot dalam embrio terbentuk secara bersamaan.
Karenanya, sejak lama banyak orang yang menyatakan bahwa ayat ini
bertentangan dengan ilmu pengetahuan. Namun, penelitian canggih dengan
mikroskop yang dilakukan dengan menggunakan perkembangan teknologi
baru telah mengungkap bahwa pernyataan Al Qur'an adalah benar kata
demi katanya.
Penelitian di tingkat mikroskopis ini menunjukkan bahwa perkembangan dalam rahim ibu
terjadi dengan cara persis seperti yang digambarkan dalam ayat tersebut. Pertama, jaringan
tulang rawan embrio mulai mengeras. Kemudian sel-sel otot yang terpilih dari jaringan di
sekitar tulang-tulang bergabung dan membungkus tulang-tulang ini.
Peristiwa ini digambarkan dalam sebuah terbitan ilmiah dengan
kalimat berikut:
Dalam minggu ketujuh, rangka mulai tersebar ke seluruh tubuh dan
tulang-tulang mencapai bentuknya yang kita kenal. Pada akhir
minggu ketujuh dan selama minggu kedelapan, otot-otot menempati
posisinya di sekeliling bentukan tulang. (Moore, Developing Human, 6.
edition,1998.)
Singkatnya, tahap-tahap pembentukan manusia sebagaimana
digambarkan dalam Al Qur'an, benar-benar sesuai dengan penemuan embriologi modern.
Tiga Tahapan Bayi Dalam Rahim
Dalam ayat ke-6 surat Az Zumar, disebutkan bahwa manusia diciptakan dalam rahim
ibu dalam tiga kegelapan. Embriologi modern telah mengungkap bahwa perkembangan
ebriologi bayi terjadi pada tiga daerah yang berbeda dalam rahim ibu.
Dalam Al Qur'an dipaparkan bahwa manusia diciptakan melalui tiga
tahapan dalam rahim ibunya.
"... Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian
dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan
kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?" (Al Qur'an, 39:6)
Sebagaimana yang akan dipahami, dalam ayat ini ditunjukkan bahwa seorang manusia
diciptakan dalam tubuh ibunya dalam tiga tahapan yang berbeda. Sungguh, biologi modern
telah mengungkap bahwa pembentukan embrio pada bayi terjadi dalam tiga tempat yang
berbeda dalam rahim ibu. Sekarang, di semua buku pelajaran embriologi yang dipakai di
berbagai fakultas kedokteran, hal ini dijadikan sebagai pengetahuan dasar. Misalnya, dalam
buku Basic Human Embryology, sebuah buku referensi utama dalam bidang embriologi, fakta
ini diuraikan sebagai berikut:
"Kehidupan dalam rahim memiliki tiga tahapan: pre-embrionik; dua setengah minggu
pertama, embrionik; sampai akhir minggu ke delapan, dan janin; dari minggu ke delapan
sampai kelahiran." (Williams P., Basic Human Embryology, 3. edition, 1984, s. 64.)
Disadur dari HarunYahya oleh Rika Hermawan
Keajaiban AlQuran 31
Fase-fase ini mengacu pada tahap-tahap yang berbeda dari perkembangan seorang bayi.
Ringkasnya, ciri-ciri tahap perkembangan bayi dalam rahim adalah sebagaimana berikut:
- Tahap Pre-embrionik
Pada tahap pertama, zigot tumbuh membesar melalui pembelahan
sel, dan terbentuklah segumpalan sel yang kemudian membenamkan
diri pada dinding rahim. Seiring pertumbuhan zigot yang semakin
membesar, sel-sel penyusunnya pun mengatur diri mereka sendiri
guna membentuk tiga lapisan.
- Tahap Embrionik
Tahap kedua ini berlangsung selama lima setengah minggu. Pada masa ini bayi disebut
sebagai "embrio". Pada tahap ini, organ dan sistem tubuh bayi mulai terbentuk dari lapisanlapisan
sel tersebut.
- Tahap fetus
Dimulai dari tahap ini dan seterusnya, bayi disebut sebagai "fetus". Tahap ini dimulai sejak
kehamilan bulan kedelapan dan berakhir hingga masa kelahiran. Ciri khusus tahapan ini
adalah terlihatnya fetus menyerupai manusia, dengan wajah, kedua tangan dan kakinya.
Meskipun pada awalnya memiliki panjang 3 cm, kesemua organnya telah nampak. Tahap ini
berlangsung selama kurang lebih 30 minggu, dan perkembangan berlanjut hingga minggu
kelahiran.
Informasi mengenai perkembangan yang terjadi dalam rahim ibu, baru didapatkan setelah
serangkaian pengamatan dengan menggunakan peralatan modern. Namun sebagaimana
sejumlah fakta ilmiah lainnya, informasi-informasi ini disampaikan dalam ayat-ayat Al Qur'an
dengan cara yang ajaib. Fakta bahwa informasi yang sedemikian rinci dan akurat diberikan
dalam Al Qur'an pada saat orang memiliki sedikit sekali informasi di bidang kedokteran,
merupakan bukti nyata bahwa Al Qur'an bukanlah ucapan manusia tetapi Firman Allah.
Air Susu Ibu
Air susu ibu adalah suatu campuran ciptaan Allah yang luar biasa dan
tak tertandingi sebagai sumber makanan terbaik bagi bayi yang baru
lahir, dan sebagai zat yang meningkatkan kekebalan tubuhnya
terhadap penyakit. Bahkan makanan bayi yang dibuat dengan
teknologi masa kini tak mampu menggantikan sumber makanan yang
menakjubkan ini.
Setiap hari ditemukan satu manfaat baru air susu ibu bagi bayi. Salah
satu fakta yang ditemukan ilmu pengetahuan tentang air susu ibu
adalah bahwa menyusui bayi selama dua tahun setelah kelahiran
sungguh amat bermanfaat. (Rex D. Russell, Design in Infant Nutrition, http:// www.
icr.org/pubs/imp-259.htm)
Allah memberitahu kita informasi penting ini sekitar 14 abad yang
lalu, yang hanya diketahui melalui ilmu pengetahuan baru-baru ini,
dalam ayat-Nya "…menyapihnya dalam dua tahun…".
Disadur dari HarunYahya oleh Rika Hermawan
Keajaiban AlQuran 32
"Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya;
ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan
menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu,
hanya kepada-Kulah kembalimu." (Al Qur'an, 31:14)
Tanda Pengenal Manusia pada Sidik Jari
Setiap orang, termasuk mereka yang terlahir kembar identik, memiliki pola sidik jari
yang khas untuk diri mereka masing-masing, dan berbeda satu sama lain. Dengan
kata lain, tanda pengenal manusia tertera pada ujung jari mereka. Sistem
pengkodean ini dapat disamakan dengan sistem kode garis (barcode) sebagaimana
yang digunakan saat ini.
Saat dikatakan dalam Al Qur'an bahwa adalah mudah bagi Allah untuk
menghidupkan manusia setelah kematiannya, pernyataan tentang sidik jari manusia secara
khusus ditekankan:
"Apakah manusia mengira bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulangbelulangnya?
Ya, bahkan Kami mampu menyusun (kembali) ujung jari-jarinya dengan
sempurna." (Al Qur'an, 75:3-4)
Penekanan pada sidik jari memiliki makna sangat khusus. Ini dikarenakan sidik jari setiap
orang adalah khas bagi dirinya sendiri. Setiap orang yang hidup atau pernah hidup di dunia ini
memiliki serangkaian sidik jari yang unik dan berbeda dari orang lain.
Itulah mengapa sidik jari dipakai sebagai kartu identitas yang sangat penting bagi pemiliknya
dan digunakan untuk tujuan ini di seluruh penjuru dunia.
Akan tetapi, yang penting adalah bahwa keunikan sidik jari ini baru ditemukan di akhir abad
ke-19. Sebelumnya, orang menghargai sidik jari sebagai lengkungan-lengkungan biasa tanpa
makna khusus. Namun dalam Al Qur'an, Allah merujuk kepada sidik jari, yang sedikitpun tak
menarik perhatian orang waktu itu, dan mengarahkan perhatian kita pada arti penting sidik
jari, yang baru mampu dipahami di zaman sekarang.
Disadur dari HarunYahya oleh Rika Hermawan
Keajaiban AlQuran 33
INFORMASI MENGENAI PERISTIWA MASA DEPAN
DALAM AL QUR'AN
Informasi Mengenai Peristiwa Masa Depan dalam Al Qur'an
Sisi keajaiban lain dari Al Qur'an adalah ia memberitakan terlebih dahulu sejumlah peristiwa
yang akan terjadi di masa mendatang. Ayat ke-27 dari surat Al Fath, misalnya, memberi
kabar gembira kepada orang-orang yang beriman bahwa mereka akan menaklukkan Mekah,
yang saat itu dikuasai kaum penyembah berhala:
"Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada Rosul-Nya tentang kebenaran mimpinya
dengan sebenarnya (yaitu) bahwa sesungguhnya kamu pasti akan memasuki Masjidil Haram,
insya Allah dalam keadaan aman, dengan mencukur rambut kepala dan mengguntingnya,
sedang kamu tidak merasa takut. Maka Allah mengetahui apa yang tiada kamu ketahui, dan
Dia memberikan sebelum itu kemenangan yang dekat." (Al Qur'an, 48:27)
Ketika kita lihat lebih dekat lagi, ayat tersebut terlihat mengumumkan adanya kemenangan
lain yang akan terjadi sebelum kemenangan Mekah. Sesungguhnya, sebagaimana
dikemukakan dalam ayat tersebut, kaum mukmin terlebih dahulu menaklukkan Benteng
Khaibar, yang berada di bawah kendali Yahudi, dan kemudian memasuki Mekah.
Pemberitaan tentang peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di masa depan hanyalah salah satu
di antara sekian hikmah yang terkandung dalam Al Qur'an. Ini juga merupakan bukti akan
kenyataan bahwa Al Qur'an adalah kalam Allah, Yang pengetahuan-Nya tak terbatas.
Kekalahan Bizantium merupakan salah satu berita tentang peristiwa masa depan, yang juga
disertai informasi lain yang tak mungkin dapat diketahui oleh masyarakat di zaman itu. Yang
paling menarik tentang peristiwa bersejarah ini, yang akan diulas lebih dalam dalam halamanhalaman
berikutnya, adalah bahwa pasukan Romawi dikalahkan di wilayah terendah di muka
bumi. Ini menarik sebab "titik terendah" disebut secara khusus dalam ayat yang memuat
kisah ini. Dengan teknologi yang ada pada masa itu, sungguh mustahil untuk dapat
melakukan pengukuran serta penentuan titik terendah pada permukaan bumi. Ini adalah
berita dari Allah yang diturunkan untuk umat manusia, Dialah Yang Maha Mengetahui.
Kemenangan Bizantium
Penggalan berita lain yang disampaikan Al Qur'an tentang peristiwa masa depan ditemukan
dalam ayat pertama Surat Ar Ruum, yang merujuk pada Kekaisaran Bizantium, wilayah timur
Kekaisaran Romawi. Dalam ayat-ayat ini, disebutkan bahwa Kekaisaran Bizantium telah
mengalami kekalahan besar, tetapi akan segera memperoleh kemenangan.
"Alif, Lam, Mim. Telah dikalahkan bangsa Romawi, di negeri yang terdekat dan mereka
sesudah dikalahkan itu akan menang, dalam beberapa tahun (lagi). Bagi Allah-lah urusan
sebelum dan sesudah (mereka menang)." (Al Qur'an, 30:1-4)
Ayat-ayat ini diturunkan kira-kira pada tahun 620 Masehi, hampir tujuh tahun setelah
kekalahan hebat Bizantium Kristen di tangan bangsa Persia, ketika Bizantium kehilangan
Yerusalem. Kemudian diriwayatkan dalam ayat ini bahwa Bizantium dalam waktu dekat
Disadur dari HarunYahya oleh Rika Hermawan
Keajaiban AlQuran 34
menang. Padahal, Bizantium waktu itu telah menderita kekalahan sedemikian hebat hingga
nampaknya mustahil baginya untuk mempertahankan keberadaannya sekalipun, apalagi
merebut kemenangan kembali. Tidak hanya bangsa Persia, tapi juga bangsa Avar, Slavia, dan
Lombard menjadi ancaman serius bagi Kekaisaran Bizantium. Bangsa Avar telah datang
hingga mencapai dinding batas Konstantinopel. Kaisar Bizantium, Heraklius, telah
memerintahkan agar emas dan perak yang ada di dalam gereja dilebur dan dijadikan uang
untuk membiayai pasukan perang. Banyak gubernur memberontak melawan Kaisar Heraklius
dan dan Kekaisaran tersebut berada pada titik keruntuhan. Mesopotamia, Cilicia, Syria,
Palestina, Mesir dan Armenia, yang semula dikuasai oleh Bizantium, diserbu oleh bangsa
Persia. (Warren Treadgold, A History of the Byzantine State and Society, Stanford University Press, 1997, s. 287-299.)
Pendek kata, setiap orang menyangka Kekaisaran Bizantium akan runtuh. Tetapi tepat di saat
seperti itu, ayat pertama Surat Ar Ruum diturunkan dan mengumumkan bahwa Bizantium
akan mendapatkan kemenangan dalam beberapa+tahun lagi. Kemenangan ini tampak
sedemikian mustahil sehingga kaum musyrikin Arab menjadikan ayat ini sebagai bahan
cemoohan. Mereka berkeyakinan bahwa kemenangan yang diberitakan Al Qur'an takkan
pernah menjadi kenyataan.
Sekitar tujuh tahun setelah diturunkannya ayat pertama Surat Ar Ruum tersebut, pada
Desember 627 Masehi, perang penentu antara Kekaisaran Bizantium dan Persia terjadi di
Nineveh. Dan kali ini, pasukan Bizantium secara mengejutkan mengalahkan pasukan Persia.
Beberapa bulan kemudian, bangsa Persia harus membuat perjanjian dengan Bizantium, yang
mewajibkan mereka untuk mengembalikan wilayah yang mereka ambil dari Bizantium. (Warren
Treadgold, A History of the Byzantine State and Society, Stanford University Press, 1997, s. 287-299.)
Akhirnya, "kemenangan bangsa Romawi" yang diumumkan oleh Allah dalam Al Qur'an, secara
ajaib menjadi kenyataan.
Keajaiban lain yang diungkapkan dalam ayat ini adalah pengumuman tentang fakta geografis
yang tak dapat ditemukan oleh seorangpun di masa itu.
Dalam ayat ketiga Surat Ar Ruum, diberitakan bahwa Romawi telah dikalahkan di daerah
paling rendah di bumi ini. Ungkapan "Adnal Ardli" dalam bahasa Arab, diartikan sebagai
"tempat yang dekat" dalam banyak terjemahan. Namun ini bukanlah makna harfiah dari
kalimat tersebut, tetapi lebih berupa penafsiran atasnya. Kata "Adna" dalam bahasa Arab
diambil dari kata "Dani", yang berarti "rendah" dan "Ardl" yang berarti "bumi". Karena itu,
ungkapan "Adnal Ardli" berarti "tempat paling rendah di bumi".
Yang paling menarik, tahap-tahap penting dalam peperangan antara Kekaisaran Bizantium
dan Persia, ketika Bizantium dikalahkan dan kehilangan Jerusalem, benar-benar terjadi di titik
paling rendah di bumi. Wilayah yang dimaksudkan ini adalah cekungan Laut Mati, yang
terletak di titik pertemuan wilayah yang dimiliki oleh Syria, Palestina, dan Jordania. "Laut
Mati", terletak 395 meter di bawah permukaan laut, adalah daerah paling rendah di bumi.
Ini berarti bahwa Bizantium dikalahkan di bagian paling rendah di bumi, persis seperti
dikemukakan dalam ayat ini.
Hal paling menarik dalam fakta ini adalah bahwa ketinggian Laut Mati hanya mampu diukur
dengan teknik pengukuran modern. Sebelumnya, mustahil bagi siapapun untuk mengetahui
bahwasannya ini adalah wilayah terendah di permukaan bumi. Namun, dalam Al Qur'an,
daerah ini dinyatakan sebagai titik paling rendah di atas bumi. Demikianlah, ini memberikan
bukti lagi bahwa Al Qur'an adalah wahyu Ilahi.
Disadur dari HarunYahya oleh Rika Hermawan
Keajaiban AlQuran 35
PENGETAHUAN AL QUR'AN
Semua yang telah kita pelajari sejauh ini memperlihatkan kita akan satu kenyataan pasti: Al
Qur'an adalah kitab yang di dalamnya berisi berita yang kesemuanya terbukti benar. Faktafakta
ilmiah serta berita mengenai peristiwa masa depan, yang tak mungkin dapat diketahui di
masa itu, dinyatakan dalam ayat-ayatnya. Mustahil informasi ini dapat diketahui dengan
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi masa itu. Ini merupakan bukti nyata bahwa Al
Qur'an bukanlah perkataan manusia.
Al Qur'an adalah kalam Allah Yang Maha Kuasa, Pencipta segala sesuatu dari ketiadaan. Dialah
Tuhan yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu. Dalam sebuah ayat, Allah menyatakan dalam Al
Qur'an "Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur'an ? Kalau kiranya Al Qur'an itu
bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya." (Al
Qur'an, 4:82) Tidak hanya kitab ini bebas dari segala pertentangan, akan tetapi setiap
penggal informasi yang dikandung Al Qur'an semakin mengungkapkan keajaiban kitab suci ini
hari demi hari.
Apa yang menjadi kewajiban manusia adalah untuk berpegang teguh pada kitab suci yang
Allah turunkan ini, dan menerimanya sebagai satu-satunya petunjuk hidup. Dalam salah satu
ayat, Allah menyeru kita:
"Dan Al Qur'an itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan
bertakwalah agar kamu diberi rahmat." (Al Qur'an, 6:155)
Dalam beberapa ayat-Nya yang lain, Allah menegaskan:
"Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin
(beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir." (Al
Qur'an, 18:29)
"Sekali-kali jangan (demikian)! Sesungguhnya ajaran-ajaran Tuhan itu adalah suatu
peringatan, maka barangsiapa yang menghendaki, tentulah ia memperhatikannya." (Al
Qur'an, 80:11-12)